Investasi saham kerap disarankan untuk jangka panjang. Pertanyaan yang
kemudian muncul, berapa lama sebetulnya jangka panjang yang dimaksud
pada investasi di pasar saham? Ada beberapa pendapat seputar jangka
waktu panjang ini. Untuk yang biasa menyimpan uang di deposito, jangka
waktu setahun mungkin sudah dianggap panjang.
Itulah yang
kemudian memunculkan beberapa versi jangka waktu panjang dalam
berinvestasi saham, yakni 1,3,5 sampai 10 tahun, dan seterusnya. Untuk
melihat jangka waktu yang ideal berinvestasi di pasar saham, bisa
dianalisa dari pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek
Indonesia (BEI).
Data menunjukkan, apabila berinvestasi di saham
sejak tahun 2006 hingga tahun 2012, maka IHSG rata-rata naik sebesar
29,4 persen. Apabila hanya berinvestasi dalam setahun saja contoh, dari
tahun 2006-2007, ketika pasar saham sedang dalam kondisi bagus, maka
kenaikan IHSG tercatat sebesar 55,3 persen. Namun, kalau investor
berinvestasi selama setahun di tahun 2007-2008 maka ia akan mengalami
kerugian sebesar 50,64 persen. Artinya berinvestasi dalam setahun masih
memiliki risiko yang tinggi.
Naik dan turunnya IHSG dipengaruhi kenaikan dan penurunan harga saham yang tercatat di BEI. Okezone.com
melansir, penurunan harga saham terjadi karena lebih banyak pihak yang
menjual saham tersebut dibanding yang melakukan pembelian (net sell).
Bisa jadi karena investor melakukan aksi profit taking atau ambil
untung, atau karena ada proyeksi penurunan kinerja perusahaan yang
sahamnya dicatat di bursa.
Sebaliknya, kenaikan harga saham
didorong pembelian yang lebih tinggi (net buy) karena proyeksi kinerja
yang membaik. Faktor makro ekonomi dan sentimen di dalam serta di luar
negeri ikut mempengaruhi persepsi investor atas saham-saham tertentu.
Sentimen ini menyebabkan naik dan turunnya harga karena aksi beli dan
jual investor.
Siklus kenaikan dan penurunan harga saham
biasanya terjadi dalam 5,7 dan 10 tahun. Artinya semakin panjang
berinvestasi, investor lebih memiliki peluang untuk memperoleh
keuntungan, ketimbang investasi dalam jangka waktu yang pendek. Secara
teori disebutkan, semakin panjang jangka waktu investasi, semakin sempit
pergerakan antara imbal hasil tertinggi dan terendah, yang menunjukkan
risiko fluktuasi yang semakin menurun secara konsisten.
Apabila
dihitung menggunakan standar deviasi, maka angka standar deviasi semakin
mengecil untuk jangka waktu investasi yang lebih panjang. Jumlah
kejadian positif return semakin meningkat dan kejadian negative return
makin menurun dengan meningkatnya jangka waktu investasi.
Kalimat
bijak yang disampaikan investor terkenal di dunia Warren Buffet
sepertinya bisa dijadikan panduan. Ia mengatakan, berinvestasilah untuk
10 tahun ke depan, bukan 10 menit ke depan. (as)
No comments:
Post a Comment
Mohon Berikan Komentar Yang Berkualitas dan Membangun