KOMPAS.com – Tahun baru adalah saatnya introspeksi
diri, termasuk soal pengeluaran. Mungkin selama ini Anda termasuk orang
yang tak suka dengan rencana keuangan tahunan. Dan berpikiri jika
pengeluaran cukup direncanakan per bulan saja.
Padahal jika direncanakan sejak awal tahun, Anda bisa lebih berhemat
dan menyadari bagaimana gaya hidup Anda selama ini. Apakah pengeluaran
selama ini sudah cukup efektif atau suka membengkak di mana-mana? Nah,
bagaimana anggaran belanja bisa diperhitungkan tahunan? Simak pemaparan
Eko Endarto, RFA dari Finansia Consulting – Jakarta.
Anggaran Rutin dan Khusus
Langkah pertama yang harus diambil sebelum menentukan perincian anggaran
tahunan, dengan membagi anggaran dasar menjadi dua kriteria; rutin dan
khusus. Pembagian ini sesuai dengan tujuan mencapai keinginan dan
kebutuhan keluarga.
Anggaran khusus merupakan jenis pengeluaran yang direncanakan untuk
kebutuhan khusus atau tujuan tertentu, seperti menyekolahkan anak,
rencana berlibur, DP rumah, dan sebagainya. Anggaran khusus ini tak
harus merupakan rancangan untuk rencana di tahun yang sama. Namun juga
bisa disisihkan untuk beberapa tahun kemudian. Misal, untuk berlibur ke
luar kota di tahun 2012, atau anggaran sekolah anak untuk masuk SMA
tahun 2015, dan sebagainya.
Sedangkan anggaran rutin adalah anggaran yang dibuat untuk kebutuhan
yang besarnya sama dengan tahun-tahun sebelumnya plus nilai inflasi.
Misalnya, anggaran untuk pembayaran utang, setoran rutin investasi dan
belanja rutin keluarga.
Tentukan Prioritas
Pada dasarnya semua anggaran pengeluaran memiliki skala prioritas, agar
pengelolaan keuangan dapat dipantau. Misalnya, 10 persen untuk sosial
keagamaan, 30 persen untuk cicilan hutang, 20 persen untuk setoran
investasi dan proteksi (asuransi), sisanya untuk kebutuhan rutin dan
biaya hidup.
Barulah bisa dimainkan dari pos kebutuhan hidup yang cenderung
fluktuatif. Buat prioritas kembali, kebutuhan yang benar-benar pokok,
kebutuhan sekunder dan tersier (mewah). Tujuannya agar pengeluaran
benar-benar untuk memenuhi kebutuhan bukan sekadar keinginan.
Jangan lupa sisihkan anggaran cadangan sekitar 3 kali pengeluaran
bulanan. Bisa diupayakan dengan menyisihkan 20 persen dari setoran
investasi (dalam rekening tersendiri), kemudian baru dimasukkan ke
produk investasi sesuai jangka waktu tujuan. Dana cadangan ini
bermanfaat sebagai buffer, jika terjadi sesuatu dengan penghasilan rutin
rumah tangga. Mosal, suami terkena PHK, pengeluaran rutin membengkak
sehingga harus mencari penghasilan baru, pengeluaran mendadak atau
terjadi hal-hal yang tak diinginkan yang tidak terjamin asuransi, dan
sebagainya.
Sistem Kalender
Setelah prediksi anggaran dibuat, selanjutnya perlu rencana yang lebih
konkret. Banyak cara yang bisa ditempuh untuk merealisasikan anggaran
tahunan, salah satunya dengan menggunakan sistem kalender. Caranya, buat
daftar yang memuat tentang kapan, berapa, dan untuk apa pengeluaran
dilakukan. Lalu konversikan pada kalender yang ada di rumah.
Namun hanya untuk pengeluaran khusus dan pengeluaran rutin yang besar
saja. Anggaran rutin tidak dimasukkan ke dalam kalender, karena sudah
bersifat rutin dikeluarkan dan tidak perlu diingatkan secara khusus.
Jangan lupa tetap memisahkan anggaran rutin dan khusus. Tujuannya
agar pemegang keuangan keluarga bisa ingat dan tak lupa kewajiban serta
komitmennya. Misalnya, pada tiap tanggal 1 bulan Januari hingga Desember
bayar cicilan mobil, tiap tanggal 15 Januari hingga Desember bayar
setoran pendidikan anak, dan seterusnya.
Patuhi yang Sudah Dibuat
Setelah seluruh anggaran selesai dibuat bersama pasangan, langkah
selanjutnya adalah lakukan apa yang sudah Anda tuliskan dan catat apa
saja yang telah Anda lakukan. Catatan diperlukan untuk mengevaluasi
apakah tindakan kita sudah sesuasi dengan rencana dan anggaran. Selamat
merancang keuangan di tahun 2010!
(Laili Damayanti/Tabloid Nova)
http://female.kompas.com/read/xml/2010/01/16/11321972/menyusun.apbn.rumah.tangga
No comments:
Post a Comment
Mohon Berikan Komentar Yang Berkualitas dan Membangun