Setiap orang yang berinvestasi pasti mengharapkan keuntungan. Mereka
tidak mengharapkan hanya sekadar balik modal, apalagi sampai mengalami
kerugian. Keuntungan yang diharapkan juga harus melebihi tingkat inflasi
berjalan, sehingga terdapat selisih yang signifikan antara modal dengan
return of investment alias ROI atau pengembalian hasil investasi.
Namun
pada kenyataannya tidak sedikit investor yang alih-alih mendapatkan ROI
positif atau keuntungan, malah mengalami kerugian. Penyebabnya banyak,
dan setiap orang berbeda-beda. Namun, selain dipengaruhi oleh faktor
makro ekonomi yang memang volatile, kerugian dalam investasi bisa disebabkan oleh faktor individu investor sendiri.
Untuk
menghindari dari kerugian investasi akibat diri sendiri, simak strategi
cerdik dalam berinvestasi berikut ini,
Tahu tujuan investasi. Investasi
sejatinya adalah kendaraan Anda untuk meraih suatu cita-cita. Untuk itu
Anda wajib menetapkan tujuan berinvestasi terlebih dahulu. Setelah
menetapkan tujuan, baru Anda dapat mengetahui jenis-jenis investasi apa
yang cocok buat tujuan tersebut. Karena investasi untuk yujuan jangka
pendek. Menengah, dan panjang juga berbeda-beda sesuai dengan
karakteristiknya masing-masing. Artinya, kalau Anda meletakkan investasi
jangka panjang untuk tujuan jangka pendek, sama saja Anda melakukan
bunuh diri karena tidak akan tepat, bahkan investasi Anda bakal hilang.
Tetapkan hasil realistis. Punya mimpi boleh saja, namun tetap
harus realistis. Maksudnya, kalau usia Anda 35, dan Anda berharap
mempunyai uang Rp1 miliar pada usia 50 alias 15 tahun lagi, namun
investasi bulanan Anda hanya Rp300 ribu, tentu itu tidak masuk akal.
Anda harus cermat berhitung secara realistis.
Investasi sistematis.
Berinvestasi sebaiknya tidak dilakukan secara iseng-iseng. Seriuslah
dengan investasi Anda, dengan memiliki sebuah sistem. Misalnya, rutin
berinvestasi Rp1 juta setiap bulan, dan tentukan pembagiannya hendak ke
mana saja.
Mengenal dan tahu perusahaan dan produk yang diinvestasikan. Kalau
ada seorang teman datang ke rumah Anda, lalu meminta uang Rp5 juta
untuk investasi, akankah Anda serta merta memberikan? Tentu tidak. Anda
akan menanyakan apa investasinya, di mana, bagaimana dan sebagainya.
Demikian juga bila Anda memutuskan berinvestasi di sektor keuangan. Anda
wajib tahu perusahaan dan produknya. Tujuannya terkait strategi
investasi. Misal, saham perusahaan consumer goods pasti akan meningkat
menjelang bulan puasa dan hari raya Idul Fitri, sebaliknya, saham
korporasi akan turun menjelang pemilu.
Diversifikasi portfolio investasi. Jangan meletakkan semua telur
di satu keranjang. Anda pasti sering sekali mendengar hal ini. Tetapi,
sudahkah Anda lakukan? Meletakkan semua telur di satu keranjang membuat
telur-telur Anda rentan ketika keranjang tersebut jatuh. Kalau telur itu
disebar ke sejumlah keranjang, ketika keranjang A jatuh, masih ada
keranjang B atau C yang masih utuh.
Monitor portfolio. Investasi
bukanlah deposito atau tabungan. Artinya, jangan bersikap, ‘investasi
lalu lupakan’. Anda harus terus melakukan monitoring terhadap kondisi
investasi Anda. Bagi Anda yang berinvestasi saham, tentu harus dipantau
setiap hari karena pergerakannya berlangsung setiap hari. Kalau
reksadana, tidak perlu setiap hari, tetapi bisa seminggu atau sebulan
sekali. Jangan lupa juga untuk memantau berita-berita makro ekonomi yang
cenderung memengaruhi investasi di sektor keuangan.
Lakukan rebalancing.
Ini adalah kegiatan memindahkan investasi ke instrumen investasi yang
lebih baik pada suatu waktu, atau ketika suatu investasi sudah tidak
sesuai dengan tujuan Anda. Untuk itu Anda bisa berkonsultasi dengan
perencana keuangan atau manajer investasi. Yang harus dicamkan, jangan
melakukan rebalancing investasi hanya berdasarkan desas desus tidak
jelas dari keponakan, adik, kakak, sepupu, dan sebagainya.
Jangka waktu panjang.
Investasi reksadana adalah salah satu jenis investasi yang paling mudah
dan murah yang bisa dijadikan investasi andalan. Namun yang harus
diingat adalah investasi reksadana tidak bisa berlangsung dalam waktu
pendek. Maksudnya, berbeda dengan instrumen saham yang bisa melakukan
aksi profit taking dalam hitungan hari, jam, bahkan detik,
reksadana merupakan investasi yang mengandalkan akumulasi. Semakin
panjang jangka waktu, semakin kelihatan hasilnya.
No comments:
Post a Comment
Mohon Berikan Komentar Yang Berkualitas dan Membangun